Persakmi Jawa Timur Berkomitmen Ikut Menangani Stunting di Kabupaten Kediri

Mei 23, 2019

Kediri, Selasa-Rabo, 21-22 Mei 2019

Pagi itu, Selasa 21 Mei 2019, beberapa anggota Persakmi Jawa Timur turut dalam pertemuan advokasi penanganan stunting yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Joyoboyo di Komplek Kantor Bupati Kabupaten Kediri ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan di kabupaten yang dikenal dengan tahu takwanya ini.

Anggota Persakmi Jawa Timur yang terdiri dari beberapa unsur ini turut dalam pertemuan tersebut untuk menjajaki keterlibatan dalam penanganan stunting di Kabupaten Kediri. Unsur-unsur yang terlibat setidaknya staf dari Dinas Kesehatan Provinsi, akademisi dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Stikes Majapahit, dan peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

“Kita akan mencoba terapkan Program Desa Sehat Berdaya yang sudah kita jalankan di Kalipare-Malang, untuk ikut menangani stunting pada balita di Kabupaten Kediri,” terang Mohamad Yoto, SKM., M.Kes. Ketua Persakmi Jawa Timur ini menyatakan komitmennya untuk mengerahkan sumber daya yang dimiliki, untuk kontribusi langsung pada tataran masyarakat, bukan hanya pada tataran kebijakan saja.

Informasi dari Dinas Kesehatan setempat tentang penanganan stunting pada balita merekomendasikan beberapa wilayah lokus. Pada kesempatan ini Persakmi Jawa Timur menyepakati untuk mengambil wilayah Puskesmas Kepung di Kecamatan Kepung sebagai sasaran wilayah garap.

Esoknya, 22 Mei 2019, tim Persakmi Jawa Timur meluncur ke Puskesmas Kepung untuk mendalami wilayah sasaran. Tim Persakmi ditemui oleh Kepala Puskesmas dan beberapa staf terkait untuk mendetailkan beberapa hal teknis untuk pelaksanaan di lapangan nantinya. Pada pertemuan ini disepakati tiga desa yang akan menjadi konsentrasi penanganan stunting, yaitu Desa Kepung, Desa Kebunrejo, dan Desa Besowo.

Tim Persakmi Jatim dan Tim Puskesmas Kepung dalam kunjungan ke Desa Kebonrejo

Ada yang perlu diluruskan disini, bahwa ada variasi pengukuran terkait dengan alat ukur yang tidak standar di lapangan…,” jelas drg. Agus Ahmadi. Kepala Puskesmas Kepung ini menerangkan soal validitas data yang tersedia. Menyikapi kondisi ini tim Persakmi Jawa Timur akan melakukan pengukuran ulang dengan alat terstandar, sebelum nantinya mengambil langkah intervensi lebih lanjut.

Selanjutnya, dengan ditemani kepala Puskesmas dan staf, tim Persakmi meluncur ke desa sasaran. Catatan sementara didapatkan bahwa masyarakat wilayah sasaran dominan berprofesi sebagai petani kebun. Kebanyakan mereka menanam cabai. Sebuah komoditi yang rentan dengan fluktuasi harga pasaran.

Banyak doa dan harapan dilontarkan untuk kelancaran program ini. Persakmi Jawa Timur berikhtiar membersamai masyarakat untuk lepas dari permasalahan stunting pada balita. @dl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© PERSAKMI All rights Reserved