Hasil Peninjauan Lapangan Program Kader Kesehatan 211 Kabupaten Rejang Lebong

Oktober 19, 2019

Selaku salah 1 Dewan Juri INDOHCF INNOVATION AWARDS III-2019 dari unsur PERSAKMI (Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia), saya mendapat tanggung jawab untuk melakukan peninjauan lapangan ke Kabupaten Rejang Lebong. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah program Kader Kesehatan 211 benar-benar berjalan sesuai dengan karya yang diikutsertakan dalam Lomba dengan Kategori Inovasi Germas.

Saat melakukan peninjauan lapangan, saya bertemu dan melakukan wawancara dengan Bupati Rejang Lebong, Bapak DR. H. Ahamd Hijazi, SH. M.Si dan Kepala Dinkes Rejang Lebong, Bapak Syamsir, SKM. MKM. Selain itu juga berdiskusi dengan para kader yang hadir dalam Lomba Senam dan Diskusi Kader yang diadakan Dinkes Rejang Lebong. Kemudian berkunjung ke Desa Sambirejo dan berdiskusi dengan para Kader Kesehatan 211 di sana.

Alhamdulillah setelah saya melakukan peninjauan lapangan pada tanggal 1 Oktober 2019, berikut ini saya ingin menyampaikan hasilnya sesuai dengan arahan dari Ketua Umum IndoHCF, Bapak Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS.

Apakah komitmen pimpinan daerah cukup tinggi / baik terhadap program kesehatan?
Komitmen nya sangat tinggi bahkan jadi prioritas utama dibanding sektor lain.

1.Sesuai dengan Visi Kabupaten Rejang Lebong: Sehat, Cerdas, Sejahtera, Taqwa.

2.Anggaran kesehatan dari APBD yang mencapai 23%.

3.Bupati selalu mengusahakan hadir dalam acara program kesehatan.

4.Sangat concern dalam peningkatan mutu layanan kesehatan seperti pembangunan RS, pengembangan SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu), Cek Tensi Masal

5.Prioritas dalam upaya peningkatan kesehatan generasi penerus seperti susu gratis untuk anak TK, pembinaan sekolah sehat (UKS).

6.Mengeluarkan kebijakan kawasan bebas asap rokok dan secara pribadi berkomitmen berhenti merokok sejak diterbitkannya kebijakan tersebut hingga sekarang. Ditambah bupati mengeluarkan statement, “Saya sedang mempertimbangkan akan stop bantuan sosial untuk orang miskin yang merokok. Kalau masih merokok, maka percuma diberikan bantuan karena perilakunya sangat berisiko menyebabkan sakit dan Pemda masih harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan yang disebabkan karena perilakunya sendiri.”

7. Bupati berpandangan bahwa, “Sehat itu yang utama. Uang 1 M tidak akan berguna kalau kita sakit. Jabatan bupati, camat, lurah tidak ada guna kalau kita sakit seperti contohnya stroke.”

Apakah hasil pengamatan sesuai dg yg disampaikan di dokumen karya lomba?
Ya, hasil pengamatan di lapangan sesuai dengan yang dilaporkan dalam karya meskipun ada beberapa catatan.

1.Target kader 211 yang dibentuk sebanyak 21.224/tahun dan dalam karya yang terealisasi dilaporkan sebanyak 10.789 kader untuk tahun 2018 dan 18.831 kader untuk tahun 2019. Setelah ditinjau, meskipun tidak mengumpulkan semua kader dan hanya sebagian dalam bentuk lomba senam dan diskusi tapi sudah mencapai angka ratusan bahkan ribuan. Jumlah yang tidak mudah untuk dikumpulkan dalam waktu singkat. Kondisi itu sudah cukup menggambarkan kuantitas kader 211.

2.Jumlah kader dalam 1 desa juga cukup meyakinkan. Meskipun ada catatan belum tercapai target 211, yaitu 2 kader untuk setiap program di setiap dusun/RT. Artinya dengan 14 program seharusnya ada 28 orang dalam 1 dusun. Lokasi yang ditinjau adalah Desa Sambirejo yang memiliki 6 dusun. Artinya, seharusnya ada 168 kader. Saat diabsen kader per program ada yang jumlah nya banyak atau sesuai, ada yang sedikit dan ada juga yang rangkap kader. Jika ditaksir sudah lebih dari 100 kader yang hadir di ruangan meskipun tidak mencapai 168 kader. Namun, jika dilihat laporan capaian kader pada berkas yang diajukan seperti yang dijelaskan diatas (18.831 dari 21.224), jumlah kader di ruangan tersebut cukup proporsional artinya masih sesuai.

3.Kualitas kader 211 di tingkat kabupaten yang merupakan kumpulan kader dari berbagai kecamatan dan desa itu sangat luar biasa. Antusias, semangat dan keberaniannya luar biasa. Dua kader dipilih secara acak oleh saya sendiri selaku juri, tetapi dapat menceritakan kondisi program kesehatan dari bidangnya masing-masing secara meyakinkan bahkan yang dilakukan kader lebih dari apa yang seharusnya.

4.Kualitas kader di desa Sambirejo belum sebaik kader yang hadir di tingkat kabupaten karena kurang berani atau kurang percaya diri untuk tampil di publik. Meski begitu para kader cukup memahami fungsi, permasalahan, dan program kesehatan di bidangnya masing-masing. Itu menunjukkan program pembinaan kader 211 yang dilaporkan dalam karya cukup sesuai dengan kondisi di lapangan.

Apa bentuk inovasi yg menonjol?
Inovasi yang jelas terlihat adalah upaya pembentukan kader kesehatan dengan sistem 211 (2 kader setiap program di setiap dusun/RT) yang mencakup 14 program yang komprehensif karena sangat jarang kader yang difokuskan untuk setiap program hingga sebanyak itu.

1. Kader yang dipanggil secara acak oleh Juri saat diskusi terbuka bersama kader 211 ternyata adalah Kader Jumantik yang punya target Kelurahan Tanpa Asap Fogging dan buat vlog di YouTube dengan link berikut https://youtu.be/VMcH0O1IA_0.
Sangat jarang yang berpikir seperti ini ditingkatan kader, termasuk bahkan juga jarang yang buat vlog.

2. Kader Gizi (dipanggil secara acak) punya pemikiran bahwa anak stunting itu karena keturunan dari orang tuanya, jadi bagaimana keturunan berikutnya harus jadi lebih baik.

3. Kader Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) : wadah untuk pekerja formal/informal agar kesehatan kerja nya optimal. Program Pelatihan Pertolongan Pertama pada kecelakaan.
Ini sangat langka bahkan pemerintah belum sampai menyentuh upaya kesehatan kerja ke sektor informal.

4. Kader Lingkungan : Jumat Bersih di sekitar Jalan Raya.
Meskipun biasa, tapi ini sudah sangat jarang dilakukan masyarakat.

5. Kader Kesehatan Jiwa: saat ini Kesehatan Jiwa lebih diperhatikan. Pasien jadi lebih terdeteksi dan dapat perawatan. Pasien jiwa bebas dari pasung.
Program ini tidak biasa di tingaktan kader n masyarakat umumnya.

Bagaimana kesimpulannya, apakah daerah tersebut layak untuk mendapat penghargaan?
Berdasarkan hasil penjelasan di atas setelah peninjauan lapangan, saya merekomendasikan bahwa Kabupaten Rejang Lebong sangat layak diberikan penghargaan.

Angyun Abraham, 089610856485
Juri INDOHCF INNOVATION AWARDS III-2019 dari unsur PERSAKMI
Humas & Advokasi PP PERSAKMI

Dokumentasi

Dari kiri ke kana
1.Kadinkes Prov Bengkulu
2.Kadineks Kab Rejang Lebong
3.Bupati Rejang Lebong
4.Juri INDOHCF INNOVATION AWARDS III-2019 dari Unsur PERSAKMI
5.Kader Kesehatan 211 – Jumantik
6.Kader Kesehatan 211 – Gizi
7.Ketua Umum IndoHCF
8.Ketua DPRD Rejang Lebong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© PERSAKMI All rights Reserved