Pra Rakerkesnas 2017: Pembahasan Tentang Kebijakan Kesehatan Awali Rangkaian Kegiatan

Februari 26, 2017

Jakarta – Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), bersama seluruh jajaran pejabat tinggi madya Kementerian Kesehatan menyambut kedatangan para peserta Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2017 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Minggu siang (26/2). Pada kesempatan tersebut, diselenggarakan Pertemuan Pembahasan Isu Kebijakan Kesehatan yang dihadiri para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pertemuan ini mengawali rangkaian kegiatan Rakerkesnas 2017 yang diagendakan sampai dengan Rabu, 1 Maret 2017 mendatang.

Dalam sambutannya, Menkes juga menuturkan bahwa saat ini peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), telah mencapai hampir 174,3 juta peserta yang dilayani di 26.229 fasilitas kesehatan, untuk itu, tantangan penguatan pelayanan kesehatan termasuk distribusi sumber daya manusia (SDM) kesehatan harus menjadi perhatian. Selain itu, data BPJS Kesehatan menyebutkan proporsi penyerapan lebih banyak di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) dibandingkan dengan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), serta lebih kurang sepertiga dari dana JKN digunakan untuk pembiayaan penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan kanker, yang sebenernya dapat dicegah dengan perubahan perilaku.

“Untuk itu, pengembangan upaya kesehatan yang sifatnya kuratif rehabilitatif harus benar-benar diarahkan pada upaya kesehatan yang lebih bersifat preventif dan promotif”, tutur Menkes.

Menkes menegaskan bahwa pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapainya diperlukan serangkaian program strategis yang didukung oleh sistem kesehatan nasional yang handal. Menkes menekankan bahwa keberhasilan dalam mengimplementasikan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) dan Keluarga Sehat tidak terlepas dari dukungan penuh daerah.

“Kami terus mendorong agar pusat dan daerah memiliki tujuan dan pola kerja yang sama dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan”, imbuh Menkes.

Peserta lalu diberikan beberapa penjelasan materi, antara lain mengenai: 1) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang dipaparkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes; 2) Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang diterangkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS; dan GERMAS oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Anung Sugihantono, M.Kes.

dr. Untung menyebutkan ciri SPM bidang kesehatan yaitu merupakan pelayanan yang diberikan di tingkat primer; melibatkan lintas sektor, harus universal coverage; menggunakan sumber daya daerah dan kebijakan Pemda dan menggunakan pendekatan keluarga dan germas.

“Konsep SPM Bidang Kesehatan mengalami perubahan yang cukup mendasar dari konsep sebelumnya. Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM lebih merupakan kinerja program kesehatan maka kali ini pencapaian target-target tersebut lebih diarahkan kepada kinerja pemerintah daerah. Jadi tanggung jawab ada di Pemda”, tegas dr. Untung

dr. Bambang menyatakan tujuan pendekatan keluarga adalah untuk meningkatkan akses keluarga untuk pelayanan kesehatan komprehensif; mendukung pencapaian SPM Kab/kota dan Provinsi; mendukung pelaksanaan program JKN dan mendukung tercapainya program Indonesia Sehat.

“Pendekatan keluarga merupakan cara baru, dimana Puskesmas meningkatan jangkauan aksesnya dalam melakukan integrasi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Ini merupakan upaya yang sangat bagus untuk dilakukan”, ungkapnya.

dr. Anung menyatakan bahwa tujuan Germas adalah agaf masyarakat berperilaku hidup sehat yang berdampak pada terjaganya kesehatan; produktif; lingkungan yang bersih; serta berkurangnya biaya berobat.

“Saat ini menurut data Riskesdas 2013 terdapat 70% masyarakat sehat dengan 30% mengeluh sakit. Untuk itu diperlukan implementasi program Germas bukan hanya untuk yang sehat tetapi seluruh masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup seperti melakukan aktivitas fisik, makan sayur dan buah serta cek kesehatan secara rutin”, ungkap dr. Anung.

***

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan email kontak@depkes.go.id.  
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

        

 drg. Oscar Primadi, MPH
Sumber : InfoPublik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© PERSAKMI All rights Reserved