Stunting di Jawa Timur

Januari 10, 2018

Dear all,

Mari bermain-main sejenak dengan angka di Jawa Timur, khususnya pada prevalensi balita stunting, atau balita pendek dan sangat pendek. Pada gambar dapat dilihat sepuluh besar kabupaten/kota yang memiliki balita stunting tertinggi. Bagaimana? Apakah kabupatenmu masuk dalam list tersebut?

Angka tertinggi prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai angka 56,38% di Kabupaten Bondowoso. Pada ranking 10 ada Kabupaten Lumajang dengan prevalensi balita stunting sebesar 41,31%. Angka ini berada jauh di atas angka rata-rata nasional 37,2%. Ini di Jawa lhoo. Eh… ini di Jawa Timur lhoooo.

Dengan tidak bermaksud menyinggung SARA, kita dapat mencermati bahwa dari 10 kabupaten tersebut, ada 8 kabupaten yang penduduknya didominasi suku Madura secara dominan, yaitu Kabupaten Bondowoso, Sumenep, Probolinggo, Pamekasan, Jember, Bangkalan, Sampang, dan Lumajang. Artinya ada determinan kesukuan yang turut mempengaruhi kasus stunting. Hal ini entah berhubungan dengan pola asuh, pola konsumsi, pola umur awal perkawinan, atau hal lain yang seringkali melekat pada identitas kesukuan.

Lebih lanjut, bila kita lihat cakupan peninmbangan balita, ada 5 kabupaten dengan prevalensi cakupan balita yang ditimbang lebih dari 80%. Artinya sudah ada upaya yang bagus dari petugas untuk kontak dengan balita dan sekaligus orang tuanya. Lha kok terus balita stuntingnya tetap tinggi??! Sabar tooo…

Perlu kita lacak, apakah cakupan penimbangan balita yang tinggi ini sudah berlangsung lama atau baru saja? Kalau sudah lama, mungkin pendekatan yang dilakukan oleh petugas kurang efektif, atau jangan-jangan ada faktor lain di luar kuasa petugas, emaknya miskin misalnya.

Urusan stunting memang kompleks. Banyak hal yang turut andil mempengaruhi hal tersebut. @dl

 

cat: berdasar hasil Riskesdas 2013

Tinggalkan Balasan ke RESTI Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© PERSAKMI All rights Reserved