MAKLUMAT PERSAKMI; Himbauan Kewaspadaan Pandemi Covid-19 (Jilid 2)

Maret 31, 2020

MAKLUMAT

====================================

Nomor : 31/MLM/PP-PERSAKMI/C/III/2020

Tentang

Himbauan Kewaspadaan Pandemi Covid-19 (Jilid 2)

 

Memasuki akhir minggu kedua pelaksanaan himbauan #DiRumahSaja, laporan harian Juru Bicara Pemerintah Covid-19 melaporkan jumlah kasus diangka level kedua mencapai 1155 kasus, dengan kematian sekitar 102 jiwa, kasus baru 109, sembuh 59 orang (28/3/2020). Sehingga menempatkan negeri ini sebagai negeri dengan case fatality rate tertinggi dunia (8,8%). Pertumbuhan kasus ini cukup mengkhawatirkan secara regional. Kalau berkaca dari angka reproduksi Ro Corona 2.6, maka kasus covid-19 masih akan terus melaju. Dengan jumlah kematian tersebut, maka metafora gunung es menunjukkan kasus yang beredar di populasi sudah puluhan ribu.

 

Menyikapi hal diatas, kompartemen yang perlu mendapat perhatian serius adalah :

  1. Mengurangi kelompok rentan dengan penguatan kekebalan kelompok atau individu. Dengan asupan booster imunitas, multi nutrien, dan berjemur sinar
  2. Mengurangi jumlah kelompok terinfeksi, dengan perlindungan umum dan khusus. Laksanakan pengawasan OTG dan ODP, tracing kelompok berisiko, skrinning, penemuan dini kasus baru untuk menghentikan laju penularan. Tentu saja petugas mutlak dilindungi dengan APD yang
  3. Karantina untuk menghentikan peredaran orang. Selalu diingat, virus tidak bergerak sendiri, virus ikut pada pergerakan orang. Logika sederhananya, dengan tinggal di rumah, virus akan bertumbuh
  4. Meningkatkan jumlah dan percepatan kesembuhan dengan terapi pengobatan yang

 

Kita perlu mengingat bahwa sumber penular Covid-19 adalah carrier (pembawa) yang bisa berupa :

  1. Orang sehat, yang belum ada gejala, ini disebut healthy carrier.
  2. Orang yang sakit, tentu ini industri virus level tinggi.
  3. Orang yang baru sembuh, disebut convalesence carrier, mereka bisa menjadi sumber penular karena, dalam tubuhnya kemungkinan masih ada virus

 

Dari kajian sistem kesehatan di Indonesia, sistem layanan kesehatan, mulai dari Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), serta Rumah Sakit (RS) sudah menunjukkan betapa sistem kesehatan kita sangat rapuh. Untuk itu perlu pembenahan yang serius, mulai SDM, kefarmasian, teknologi, sistem informasinya, penyiapan SDM Kesehatan yang siap melacak dan mengontrol KLB, dll.

 

Dalam situasi saat ini, baru terasa, kesehatan bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan semua yang ada tak berarti (Health is Not Everything, but Without Health, Everything is Nothing). Segala yang kita miliki, harta dan sebagainya tak berdaya melawan jazad renik berupa virus Corona.

 

 

Menyerahkan perlindungan dari Covid-19 kepada masyarakat, itu artinya melepaskan kendali kontrol emergency ini kepada seseorang yang bukan ahlinya. Pola fikir selalu bermuara di hilir, menghitung korban, tempat tidur di RS, dan sebagainya telah menempatkan kita semua pada situasi ini. Situasi yang sangat pahit. Padahal, jauh hari sebelum ini semua terjadi, peringatan  dari berbagai informasi terpercaya, untuk segera memobilisasi sumber daya, lakukan pencegahan, perkuat promosi, tutup pintu-pintu perbatasan, sampai dengan karantina penuh telah disuarakan.

 

Saat ini, Negara dalam keadaan gawat darurat, maka Pemerintah harus hadir memberikan jaminan bahwa rantai perlindungan dari pandemik Covid-19 terjamin. Suplai APD bagi petugas dan masyarakat, stok logistik pangan hingga keamanan harus tetap terkontrol.

 

Untuk seluruh anak bangsa, sekarang waktunya menunjukkan peran terhadap pentingnya perlindungan kesehatan. Ikuti saran dan rekomendasi WHO dengan lima langkah sederhana :

  1. Pakai tangan yang bersih, rajin cuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir
  2. Jaga etika bersin (pakai siku atau tutup dengan tisu)
  3. Jangan biasakan menyentuh muka, mulai dari mulut, hidung dan
  4. Jaga jarak fisik minimal 1 meter
  5. Tinggal di

 

Kalau semua sudah dilaksanakan, tetaplah bahagia. Kelola stres dengan banyak berdoa. Keadaan ini tidak berdiri sendiri, Allah SWT punya rencana, manusia punya rencana. Rencana Allah jualah yang akan terjadi.

 

Makassar, 29 Maret 2020

Pengurus Pusat PERSAKMI

Ketua Umum

Prof. Dr Ridwan Amiruddin, S.KM., M.Kes., M.Sc. P.H.

NIK. 3308.2009.0537

 

DOWNLOAD MAKLUMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© PERSAKMI All rights Reserved