Memperkuat Kekebalan Kelompok untuk Menghadapi Covid-19
Maret 29, 2020
Ada cara untuk menangkal penyebaran Covid-19 dari Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Yakni memperkuat kekebalan kelompok.
“Jadi teorinya begini. Kalau ada 10 orang, dari 10 orang itu misalnya ada tujuh orang yang sudah imun atau terbentuk kekebalannya, maka tiga orang yang tidak imun ini akan terlindungi.”
Demikian penjelasan teoritis dari Prof Dr Ridwan Amiruddin Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Kekebalan kelompok ini disebutkan dalam poin kedelapan maklumat Persakmi yang ditandatangani Ridwan.
“Persoalan kita, Covid-19 atau Corona ini, kan, barang baru di Indonesia. Belum terbentuk kekebalan kelompok di masyarakat kita. Untuk membentuk kekebalan kelompok ada dua cara,” ujarnya Sabtu (28/3/2020).
Pertama, kata Ridwan, dengan cara vaksinasi. Hanya saja, seperti yang kita tahu, sampai sekarang belum ditemukan vaksin khusus bagi Covid-19 dan menurutnya ini memang butuh waktu.
Namun, kata dia, vaksin itu bisa diproduksi oleh tubuh secara alamiah. Artinya, vaksin itu akan terbentuk secara alami ketika masyarakat itu terpapar virus Covid-19 untuk beberapa waktu.
Sebelumnya, dr Joni Wahyuadi Ketua Gugus Tugas Kuratif Penanganan Covid-19 di Jatim sekaligus Dirut RSUD dr Soetomo sempat mengatakan, ada dua kategori pasien Covid-19.
Pasien yang mengalami gejala ringan dan pasien yang mengalami gejala berat. Untuk pasien dengan gejala ringan yang kemudian sembuh, untuk selanjutnya akan terbentuk imun di tubuhnya.
Tapi sebaliknya, kalau pasien yang mengalami gejala berat dan sembuh, yang tergerus oleh virus SARS CoV-2 di dalam tubuh mereka adalah sistem imunitas. Pemulihannya butuh terapi cukup lama.
Kembali pada kekebalan kelompok, Prof Ridwan menjelaskan, setidaknya butuh angka 70 persen dari masyarakat Indonesia terpapar Covid-19 lalu sembuh sehingga terbentuk kekebalan kelompok.
“Artinya membiarkan begitu banyak orang terkena Covid-19, menderita, yang kita tidak tahu apakah mereka bisa survive, atau justru virus itu menjadi mematikan. Tentu itu tidak bisa kita lakukan,” ujarnya.
Tapi ada cara lainnya. Pada saat seperti ini, yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mem-booster imunitas masing-masin salah satunya dengan mengonsumsi multivitamin dan vitamin C.
Bisa juga dengan berjemur di bawah sinar matahari, memperbaiki porsi makanan bergizi, serta mengurangi hal yang tidak perlu seperti bergadang dan hal lain yang berpotensi menurunkan imunitas tubuh.
“Ikhtiar ini bisa kita lakukan bersama. Menjaga pola makanan bergizi itu juga penting,” tegas Prof Ridwan. Dia punya analogi begini, “jadikan makanan sebagai obat sebelum obat jadi makanan.”
Selain upaya-upaya memperkuat kekebalan kelompok itu, masyarakat tetap tidak bisa mengabaikan satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Yakni tetap di rumah saja dan bekerja dari rumah.
Sebab, transmisi Covid-19 yang sangat cepat dan efektif terjadi ketika banyak orang berkumpul tanpa physical distancing. Virus SARS CoV-2 dari droplets bisa masuk lewat hidung, mulut, dan mata sebagai reseptor.
Satu hal lagi yang bisa memperkuat kekebalan kelompok menurut Prof Ridwan. Pada masa sekarang, yang mana jumlah kasus Covid-19 bertambah secara eksponensial, masyarakat semakin panik.
Kepanikan, kata Ridwan, akan menurunkan imunitas. Beredarnya hoaks atau kabar bohong baik dengan tujuan iseng, pesanan kelompok tertentu, atau tujuan lainnya, tentu mempengaruhi imunitas masyarakat.
Kuncinya, kata Ridwan, agar kekebalan kelompok ini terbentuk, masyarakat harus tetap optimistis mampu menghadapi dan melawan Covid-19. Beberapa di antaranya, dengan tetap berpikir rasional.
“Masyarakat yang berpikir rasional tidak akan menumpuk bahan pokok dan melakukan panic buying untuk kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya tidak begitu mereka perlukan,” katanya.
Nah, supaya masyarakat semakin optimistis, orang-orang yang mengaku sebagai bangsa Indonesia sudah semestinya saling mendukung satu sama lainnya.
“Supporting each other. Kalau kita berangkat dengan pendekatan yang dilakukan India, setiap satu orang kaya harus bertanggung jawab atas sembilan orang miskin di sekitarnya,” katanya.
Dengan demikian, seluruh masyarakat akan memiliki rasa optimisme yang sama untuk menghadapi wabah Covid-19 ini bersama-sama meski harus tetap tinggal di rumah saja.
Di luar semua upaya yang dilakukan masyarakat, peran pemerintah juga penting untuk memperkuat kekebalan kelompok. Salah satunya dengan mengambil kebijakan yang tegas dan transparan. (den/ang/iss)
Sumber
Suara Surabaya