Program Desa Sedaya Melompat Lebih Tinggi
Desember 11, 2019
Kediri – Persakmi Jawa Timur. Selasa kemarin, 10 Desember 2019, Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) berkesempatan melakukan advokasi Program Desa Sehat Berdaya (Desa Sedaya) Fokus Pengendalian Stunting ke jajaran OPD Kabupaten Kediri. Acara yang berlangsung gayeng dan hangat ini berlangsung di Rumah Sakit Daha Husada.
Program Desa Sedaya Fokus Pengendalian Stunting merupakan salah satu pengembangan program Desa Sedaya yang sukses dilakukan sebelumnya di Kabupaten Malang. Program ini menempatkan 1 orang Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai Sahabat Desa di 3 desa. Di Kabupaten Kediri, program Desa Sedaya difokuskan pada upaya pengendalian stunting. Program ini berusaha mengoptimalkan setiap potensi lokal yang ada di wilayah sasaran dengan bantuan pembiayaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Persakmi Jawa Timur.
Advokasi dihadiri setidaknya oleh 10 instansi di luar Persakmi. Tercatat kehadiran dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kediri, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, RS Daha Husada, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, P3MD Dana Desa, dosen Universitas Airlangga, dan peneliti dari Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sedang dari pihak Persakmi dihadiri oleh Pengda Jawa Timur, Pengcab Kota Kediri, dan Pengcab Kabupaten Kediri.
Salah satu materi advokasi yang cukup menarik dan memancing diskusi hangat adalah inovasi dari Sahabat Desa yang menginisiasi kegiatan Arisan Telur dan Bumil-Balita Babon.
“Sistem arisan adalah sistem yang sudah membumi di banyak daerah di Indonesia. Kami coba untuk mengadopsi sistem arisan ini pada kegiatan Posyandu dengan melakukan Arisan Telur sebagai salah satu pemicu konsumsi sumber protein untuk balita,” jelas Ahmad Zakky Multazam, SKM., salah satu Sahabat Desa yang ditempatkan di Desa Kebonrejo.
Lelaki gagah yang masih jomblo lulusan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi ini kemudian menjelaskan tentang kegiatan Bumil-Balita Babon. “Protein Hewani adalah salah satu unsur penting dalam masa kehamilan dan pertumbuhan balita. Dengan memberikan ayam broiler betina kepada Ibu Hamil dan Balita yang kurang mampu, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dapat bertahan relatif lebih lama.”
Lebih lanjut, diskusi menghangat ke seputar tindak lanjut dan keberlangsungan program Desa Sehat Berdaya di Kabupaten Kediri. Mohamad Yoto, SKM., M.Kes selaku Ketua Pengda Jawa Timur berniat melaporkan hasil kegiatan ini ke Bupati Kabupaten Kediri. Lelaki yang biasa disebut ustaz ini berniat melakukan advokasi secara langsung ke bupati, agar program Desa Sehat Berdaya bisa dilakukan dengan lebih tersistem. @dl