Persakmi Galakkan Public Health Literacy
Februari 21, 2018
Saat ini, Indonesia mengalami transisi epidemiologi yang lebih cepat dari perkiraan. “Satu sisi masih dihadapkan pada penyakit menular, kini kita sudah menghadapi penyakit tidak menular yang disebabkan gaya hidup”, kata ketua umum PP Persakmi, Prof Ridwan Amiruddin saat memberikan pembekalan kepada para pengurus daerah Persakmi Sumatera Selatan (20/02/2018), di aula DPRD Propinsi Sumatera Selatan.
Persakmi sebagai #RumahSKM, mengemban peran penting meningkatkan kapasitas para SKM di seluruh Indonesia dan memikul tanggung jawab dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang kini semakin melambat.
Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Tenaga Kesehatan Masyarakat, dalam hal ini SKM memiliki kemampuan mengelola, mengadministrasikan, merencanakan, menganalisis kebijakan, mendidik, menginvestigasi dan menganalisis data bidang kesehatan masyarakat dengan pendekatan sistem dengan menfokuskan kegiatannya pada aspek promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup sehat dalam memadukan 8 pilar ilmu kesehatan masyarakat Administrasi Kebijakan Kesehatan, Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Biostatistika dan Kependudukan, Kesehatan Lingkungan, Gizi Masyarakat, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Epidemiologi dan Kesehatan Reproduksi. “Sasaran utamanya 3 komponen sekaligus, yaitu keluarga, kelompok dan masyarakat”, jelas bang Prof, demikian beliau biasa dipanggil.
Dengan kekuatan keilmuan yang begitu luhur dan demikian penting, maka tugas dan peran SKM adalah menjadi duta kesehatan masyarakat. SKM punya peran penting dalam menggalakkan public health literacy. “Tak dapat dipungkiri, derajat kesehatan masyarakat yang semakin melambat dan stagnan karena faktor pengetahuan masyarakat tentang kesehatan cukup minim”, jelasnya. Diperparah pula dengan minimnya role model gerakan masyarakat hidup sehat, yang kini sedang digalakkan pemerintah dengan program Germas.
Istilah public helath literacy digunakan untuk mengacu pada aspek pendidikan profesional kesehatan masyarakat. Definisi literasi kesehatan masyarakat (public health literacy) sebagai “melek huruf terhadap permasalahan kesehatan masyarakat”. Dalam pengertian ini, literasi kesehatan masyarakat terutama mengedukasi dan menstimulasi agar masyarakat mampu membaca, menulis, memberikan pendapat, penilaian terhadap permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. “Masyarakat menjadi masyarakat yang kritis (critical mass) terhadap permasalahan kesehatan masyarakat, tanpa harus mengikuti pendidikan kesehatan masyarakat, sebagaimana seorang SKM yang mempunyai keilmuan formal tentang kesehatan masyarakat”, jelasnya.
Adalah dosa besar bagi para Sarjana Kesehatan Masyarakat yang tidak memberikan kontribusi ilmu yang dipunyai bagi kemajuan derajat kesehatan masyarakat. “Karena itulah dalam lirik lagu MARS Persakmi, SKM mendeklarasikan untuk mengabdi dan melayani, demi terwujudnya Indonesia Sehat”, tutupnya (ph 2.0)