Serba Serbi Munas : Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan
Juni 26, 2022
Hotel di Jalan Tunjungan menjadi saksi kisah bersejarah yang dikenal sebagai Peristiwa Perobekan Bendera yang terjadi pada 19 September 1945.
Jalan Tunjungan Surabaya sudah dibangun oleh Belanda sejak awal abad ke-20. Jalan tersebut menyimpan kisah perkembangan kota Surabaya dengan bangunan-bangunan kolonial yang masih bertahan dan terawat hingga sekarang. Kesan Hindia-Belanda terasa sangat kental di sepanjang Jalan Tunjungan. Bangunan di Jalan Tunjungan ini menjadi saksi kisah heroik dari arek-arek Suroboyo.
Penyelenggaraan Musyawarah Nasional VI Persakmi dan Jambore SKM Nasional I di Surabaya, panitia penyelenggara sengaja memilih tempat di sekitar daerah Tunjungan. Seakan ingin menapak tilas perjuangan arek-arek Suroboyo, Jambore SKM Nasional yang pertama kali diselenggarakan berlokasi di daerah jalan Tunjungan.
“Saat ini Persakmi lagi giat-giatnya berjuang melakukan berbagai advokasi agar Sarjana Kesehatan Masyarakat semakin bermartabat, ada regulasi yang jelas tentang penyelenggaraan ketenagaannya. Kesemua itu butuh semangat dan daya tahan perjuangan yang tinggi seperti perjuangan arek-arek Suroboyo saat itu,” papar Prof Sri Sumarmi, ketua penyelenggara Munas dan Jambore SKM
Napak tilas perjuangan tentu kurang afdol, bila tidak dengan melakukan “Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan”. Kawasan Tunjungan sebagai Kawasan kota tua kini dihidupkan kembali sebagai salah satu destinasi wisata Surabaya yang menggabungkan seni budaya heritage dan kuliner. Kawasan tersebut diresmikan kembali oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi pada tanggal 21 November 2021.
Peserta Munas VI Persakmi dan Jambore SKM Nasional dari seluruh Indonesia turut merasakan prosesi “Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan”. Pada malam minggu (25/06/2022), mereka menyusuri jalan Tunjungan dari Siola sampai ke hotel Grand Inna, Tunungan.
“Nuansanya semarak dan ramai. Ketertiban dan kebersihan tetap terjaga. Salut untuk kota Surabaya,” kesan Kanda Aminudin Syam, Ketua Umum Persakmi